Selama menjalani rutinitas kehidupan ini, banyak hal yang gue pelajari. Mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, perkuliahan, bisnis, sampe perpacaran dan persahabatan di hidup gue.
Dulu sebelum gue manja alias kemana-mana ngandelin orang tua, kerjaan gue cuma maen warnet deket rumah aja. Kalo tau games yang namanya dota, dulu gue suka main meskipun masih cupu ampe sekarang. Yup... gue menghabiskan masa-masa sekolah gue dengan deket sama games.
Hampir semua games internet gue coba, mulai dari dota, counter strike, get amped, ayo dance, solitare, bounch , dan macem-macem. Kalo dalam 1 minggu gue belom main, rasanya kata "CUKUP" untuk merasa puas tuh belom ada, minimal 1 minggu itu 3x dan dalam 1x main minimal 3 jam. Paling lama 6 jam. Kalo belom 6 jam, ga ada cukupnya.
Sampai akhirnya gue beranjak ke SMA, dimana gue mulai sadar bahwa kegiatan gue terlalu membosankan, dan kalo ngeliat track record kerjaan orang tua gue buat biayain sekolah, ga sebanding sama apa yang gue lakuin selama ini. Kerjaan gue yang sehari-hari cuma main warnet dan minta duit sama orang tua, belum membuat gue merasa "CUKUP" untuk membanggakan orang tua.
Mungkin temen-temen gue santai aja menikmati masa SMA dengan prestasi yang gemilang, tapi dalam lubuk hati gue, gue ga bisa merasa cukup ketika nilai gue bagus. Gue rindu untuk membuat orang tua gue merasa lebih nyaman, dan persepsi gue waktu itu "gue harus cari duit sendiri untuk biayain hidup gue".
Setiap kali orang tua berangkat ke toko, mereka selalu sibuk untuk mengemas bekal untuk makan di toko, setelah pulang mereka masih mengurusi jam-jam tangan yang akan dijual di toko, kemudian dicatat pemasukan barangnya dan hampir setiap hari mereka lakukan. Sebagai anak SMA waktu itu gue ngerasa ga enak, mereka udah kayak gitu, tapi gue cuma main warnet aja gitu...
Mulai SMA 2 gue berbisnis kecil-kecilan dengan menjajakan makanan, jualan powerbank, jual kaos, sampe buka les privat gitar padahal gue ENGGA sama sekali main gitar dan cuma diajarin trik dasar tapi udah berani buka les privat gitar ke temen sma gue... :| semua demi uang jajan, supaya gue ga minta lagi sama ortu, dan rasa CUKUP gue untuk membanggakan ortu.
Sampe akhirnya, rasa cukup itu pun berubah...
Ada beberapa orang yang menggambarkan rasa cukupnya dengan uang.. Ketika uangnya banyak dia lega, ketika uangnya dikit ia mengeluh
Ada orang yang menggambarkan rasa cukupnya ketika kerjaan kantornya selesai & gaji naik... Ketika kerjaan kelar dia lega, ketika gaji ga naik dia mengeluh...
Ada juga yang menggambarkan rasa cukupnya ketika ia berhasil mendapatkan prestasi di sekolah.. Ketika nilai pas / ga memuaskan, dia stress, ketika bagus dia bangga banget.
dan gue melihat, rasa cukup dari sudut pandang gue bukan lagi uang, kesibukan, maupun prestasi.
Semakin uang dicari, maka semakin jauh uang tersebut, karna uang memang bukan segalanya untuk mendapatkan kebahagiaan
Semakin menuntut pekerjaan untuk sebuah status sosial, semakin kita merasa bahwa diri kita ga berguna, padahal ga kerja dapet duit pun bisa asal tau caranya... (back to topic)
Semakin menuntut prestasi yang bagus di sekolah dan perkuliahan, juga ga menentukan suatu keberhasilan di lingkungan sosial nantinya.
dan rasa cukup gue adalah dengan ikhlas membiarkan semuanya terjadi dan berjalan..
Gue mau kaya, gue jalani cara, pola, kebiasaan orang kaya, tapi kalo ekspektasinya ga sesuai, gue bersyukur dan bilang cukup, dan gue akan terus maju sehingga gue ga kecewa.
Gue mau bisnis a b c d, tapi ketika gue bangkrut atau ditipu, gue bisa bilang cukup kalo semua memang terjadi karena kesalahan gue dan gue belajar dari kesalahan.
Gue dicemooh orang, dan orang ga suka sama gue, gue masih bisa senyum meskipun secara manusiawi semua orang ga suka digituin dan gue bisa ikhlas dan bilang "cukup"
Bahagia itu sederhana, sesederhana ketika kita bisa merasa cukup atas semua yang udah terjadi dan kita dapatkan di hidup ini... :)
Semoga Bermanfaat
@rcohuang
Bagus kak,hanya saja ceritanya harus dibuat sedikit menarik misalnya dengan menambahkan kejadian2 yang mungkin lebih sedikit memprihatikan. Namun kata2 nya sudah bagus,cara kakak bercerita baguss mudah dipahami. Be a good person kak :-)aminn
ReplyDelete